1000 Gagasan: Alek Karci Kurniawan

Alek Karci Kurniawan merupakan seorang analis kebijakan di Komunitas Konservasi Indonesia. Dalam seri 1000 Gagasan Ekonomi Tanpa Merusak Lingkungan, Alek yang  merupakan pemuda asal Pekanbaru ini memberikan sumbangsih gagasannya mengenai pelbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia berkaitan erat dengan akibat dari krisis iklim sehingga salah satu cara untuk menanggulangi bencana-bencana tersebut adalah dengan mengontrol perubahan iklim. Pandangannya ini ia tuangkan dalam tulisan berbentuk opini yang diberi judul Bencana Iklim dan Peluang Ekonomi Hijau


Menurutnya, manusia dan lingkungan memiliki hubungan erat yang perlu dijaga dengan baik. Ketidakseimbangan yang tercipta dari perilaku manusia yang memberikan dampak buruk lingkungannya akan berbalik merugikan manusia itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebagian besar bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi. 


BACA JUGA: Sampah Elektronik: Jadi Ancaman Jika Kita Lupakan


Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin - yang merupakan komponen-komponen iklim bumi. Bencana hidrometeorologi - atau yang sebagian orang telah menyebutnya sebagai bencana iklim - dapat ditemui dalam bentuk kekeringan, banjir, badai, angin puting beliung, longsor, serta gelombang panas. Sehingga, dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi kerugian dari banyaknya bencana yang terjadi tersebut, manusia perlu mengembalikan keseimbangan hubungannya dengan lingkungan tempat ia tinggal. 


Alek menambahkan, untuk mengurangi frekuensi terjadinya bencana iklim tersebut, perlu adanya kerja sama yang komprehensif antar negara serta setiap elemen negara seperti pemerintah dan rakyat/individu yang tinggal di dalam suatu negara. Upaya aksi mitigasi dan adaptasi sebagai jalan menanggulangi krisis iklim penyebab maraknya bencana iklim, setidaknya dapat dilakukan pada tiga tingkat. Pertama, pada tingkat internasional telah terbentuk perjanjian yang mengikat untuk memastikan tiap negara berkontribusi pada upaya menanggulangi krisis iklim seperti Paris Agreement. Kedua, tiap negara perlu lebih berfokus pada pengembangan - atau pemulihan dalam konteks pandemi covid-19, ekonomi hijau yang mengedepankan keadilan iklim. Serta ketiga, dengan memulai aksi-aksi individu seperti penghematan listrik dan memilih alternatif energi terbarukan.