Di balik ambisi pemerintah untuk membuka 20 juta hektar kawasan hutan demi ketahanan pangan dan energi, tersimpan pertanyaan besar tentang arah masa depan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini lahir tanpa kajian yang matang atas daya dukung ekologis dan sosial, mengulang pola kegagalan masa lalu seperti PLG di era Soeharto, MIFEE di masa SBY, dan food estate di era Jokowi.
Alih-alih menjawab persoalan mendasar dalam sistem pangan dan energi yang timpang, pendekatan ini justru mengabaikan akar masalah: ketergantungan pada ekspansi lahan, minimnya distribusi yang adil, serta tersisihnya peran masyarakat lokal. Padahal, di tengah komitmen iklim seperti FOLU Net Sink 2030 dan target NDC, ekspansi lahan skala besar hanya akan memperparah krisis iklim dan deforestasi.
Melalui MADANI Insight ini, kami mengajak publik untuk membaca lebih kritis arah kebijakan pangan dan energi Indonesia, menggali ulang pelajaran dari masa lalu, dan mendorong pendekatan alternatif yang berkeadilan, partisipatif, dan berkelanjutan.