Perubahan tutupan lahan hutan karena ekspansi perkebunan sawit dapat berdampak pada perubahan ekologi kawasan tersebut. Ekspansi perkebunan sawit dapat mempengaruhi penurunan jasa lingkungan hidup (JLH) seperti penurunan JLH pendukung keanekaragaman hayati, JLH penyedia pangan, JLH pengaturan bencana (peningkatan bencana banjir), serta JLH pengaturan iklim (perubahan suhu udara) (Amalia dkk., 2019).
Perubahan tutupan lahan hutan akibat ekspansi perkebunan sawit juga dapat mempengaruhi target pencapaian FOLU Net Sink 2030, target pengurangan emisi dalam Enhanced NDC 2030, serta target pembangunan rendah karbon berketahanan iklim dalam RPJPN 2025-2045 karena terjadi pelepasan emisi karbon.
Maka dari itu, diperlukan pengkajian nilai batas atas (cap) tutupan perkebunan sawit berdasarkan perspektif Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) sebagai upaya pembatasan ekspansi perkebunan sawit agar terjadi keseimbangan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lain.