Madani Berkelanjutan menyakini bahwa Konferensi Perubahan Iklim di Madrid ini merupakan jalan menuju aksi konkret dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dunia. Hal ini disampaikan, Knowledge Management Manager Madani Berkelanjutan, Anggalia Putri Permatasari yang hadir dalam COP25.
“Waktu kita semakin sempit untuk menghindarkan bencana lingkungan dan sosial global. Negara-negara yang sedang bernegosiasi untuk merampungkan aturan pelaksanaan Paris Agreement harus selalu ingat untuk meningkatkan ambisi penurunan emisi masing-masing dan meningkatkan kolaborasi semua pihak untuk menjalankan aksi konkret untuk mencapai tujuan Paris“, ujar Anggalia.
Konferensi UNFCCC ke-25 ini merupakan forum penting dan strategis karena dihadiri berbagai kalangan, baik kalangan Menteri, Legislatif, Akademisi, NGO, Korporasi dan Media dari 197 negara yang tergabung. Berbagai presentasi, diskusi panel serta “negotiation session” akan dilakukan selama konferensi yang berlangsung dari tanggal 2-13 Desember 2019.
Dari pertemuan ini, Indonesia sendiri berharap tidak akan mengalami kebuntuan seperti 3 tahun terakhir. Pasalnya penerapan Paris Agrement akan dilakukan pada Januari 2020.
National Focal Point UNFCCC Indonesia, Ruandha Agung Sugardiman, seperti dikutip dalam Media Indonesia (02/12) mengatakan ada sekitar 40-50 negosiator yang diturunkan pada COP25 ini untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia.
Dalam COP 25 ini, Anggalia menyampaikan presentasi terkait transparansi dan ambisi iklim dalam NDC dari sektor lahan yang terjadi di Indonesia dalam diskusi “Transparancy and ambition in NDCs: A view from AFOLU and Bioenergy”. Materi presentasi Anggalia dapat dilihat di file berikut.