Indonesia tentunya memiliki karakteristik yang unik dan strategi untuk menghadapi revolusi industri 4.0 melalui pemerintahan saat ini. Namun jika dikaji lebih dalam upaya yang dilakukan masih belum optimal karena kepadatan penduduk di kota-kota besar semakin tinggi. Di sisi lain hal itu dapat menyebabkan ketimpangan yang signifikan antara perkotaan dan pedesaan, kemudian juga dihadapkan dengan bonus demografi yang akan terjadi dan jika bisa dimanfaatkan potensinya sesuai dengan strategi maka bonus demografi akan memberikan kontribusi yang besar untuk bangsa ini. Fenomena sharing economy juga dapat dioptimalkan melalui digitalisasi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Fenomena sharing economy yang optimal dapat diimplementasikan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas Usaha Mikro Kecil Menengah, karena faktanya sektor UMKM telah banyak memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Indonesia dimana tercatat pada tahun 2015 sektor UMKM turut berkontribusi sebesar 57% terhadap PDB dan dapat menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen. Angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat seiring terus bertumbuhnya jumlah pelaku hal tersebut melanjutkan tren bahwa sebesar 99.99% pangsa usaha di Indonesia. Bonus demografi akan sangat mendukung implementasi tersebut secara optimal.
Hal dasar namun sangat besar yang sangat perlu diperhatikan adalah kemampuan untuk menguasai teknologi baru dan kesiapan secara finansial sebagai modal utama dalam menciptakan usaha, baik berupa barang atau jasa berupa produk yang mampu berdaya saing global. Kemudian dibandingkan dengan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, era digitalisasi saat ini dan tantangan di masa depan dibutuhkan bisnis yang berkelanjutan memiliki orientasi terhadap ekonomi kreatif yang memanfaatkan peran penting pola pikir sumber daya manusia.
Ekonomi Inklusif
Menurut World Economic Forum mendefinisikan ekonomi inklusif sebagai strategi yang memberikan akses yang luas kepada lapisan-lapisan masyarakat guna untuk meningkatkan kemakmuran serta kinerja perekonomian. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat agar dapat merasakan akses perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan agar lebih baik.
BACA JUGA: Pembangunan Berkelanjutan
Financial Technology
Financial Technology atau Fintech memiliki definisi sebagai suatu penggunaan teknologi yang merujuk pada penggunaan di bidang keuangan yang dimana jika dijelaskan secara detail bahwa perkembangan era digital membuat pengaplikasian teknologi secara tingkat lanjut untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan intermediasi keuangan. World Bank juga mengatakan bahwa Fintech itu sendiri berupa industri-industri pada suatu perusahaan yang memanfaatkan teknologi dalam sistem penyelesaian layanan keuangan agar menjadi efektif dan efisien.
Usaha Mikro Kecil Menengah
Keberadaan UMKM ini sendiri dapat dijadikan sebagai jalan alternatif untuk menyelesaikan isu ketimpangan yang ada di Indonesia. Namun, permasalahan yang besar pada UMKM ini adalah akses dari permodalan dan bahkan jaminan usaha yang sulit. Hal ini menyebabkan UMKM di Indonesia khususnya sulit untuk berkembang. Seiring dengan mengikuti zaman banyak sekali inovasi-inovasi yang ada dengan mengikuti perkembangan era digital, contohnya seperti perkembangan dari ekonomi kreatif.
Sharing Economy
Menurut Benita Matofska dari The People Who Share menjelaskan bahwa sharing economy merupakan bagian dari ekosistem sosial-ekonomi yang dibangun untuk menciptakan sesuatu yang membagi berbagai aspek, mulai dari sumber daya manusia, hingga kedalam intelektual. Aspek yang dibagi di dalam fenomena ini berupa kreativitas produk, jual beli barang, proses konsumsi, proses produksi dan distribusi, bahkan layanan. Fenomena ini menjadi suatu tantangan besar yang terjadi di kalangan pelaku usaha dalam proses mencapai pengembangan pasar.
Mewujudkan Indonesia Merata
Perkembangan era modern yang sangat cepat ini menyebabkan transformasi ekonomi yang begitu besar, saat ini inovasi hal yang paling utama dalam kegiatan bisnis. Persaingan besar pun terjadi di tingkat wilayah, nasional, bahkan internasional. Era bisnis saat ini juga banyak melibatkan sumber daya manusia sehingga potensi sumber daya manusia pada suatu negara juga harus dikelola dengan baik. Dengan adanya tantangan dan permasalahan yang dihadapi saat ini maka perlunya mewujudkan Indonesia Merata (Modal Ekonomi Masyarakat Sejahtera) melalui fintech yang memiliki 2 fitur utama yaitu pelatihan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai teknologi, digitalisasi dan ide bisnis kemudian dapat memahami pengelolaan keuangan dengan bijak
Inovasi model pelatihan dan pembiayaan memiliki konsep bahwa pihak pengelola akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi di seluruh wilayah Indonesia hal itu bertujuan agar saling bersinergi, menghindari tumpang tindih antar kebijakan. Hal ini mengandung 6 karakteristik seperti Easy: dengan saling bersinergi dan dalam bentuk digitalisasi maka terciptanya interaksi komunikasi secara rutin, detail dengan pendampingan dan pelatihan akan lebih optimal dengan masyarakat di masing-masing wilayah. Kemudian Affordable: Karena program ini memiliki tujuan pemerataan maka dengan adanya kerjasama berikut akan memberikan keterjangkauan terhadap masyarakat di setiap daerah.
BACA JUGA: Menginisiasi Ruang Terbuka Hijau Kota yang Berkelanjutan
Selanjutnya karakteristik lain seperti Proportional: Fitur pertama memberikan pelatihan pengembangan inovasi atau ide bisnis dan penguasaan teknologi baru yang dapat disesuaikan dengan kemampuan, potensi dan kapasitas masing-masing individu setiap daerah. Lalu Low Interest: Fitur kedua memberikan pinjaman atau kredit biaya usaha dengan yang paling rendah diantara lembaga keuangan lainnya, hal itu karena program melalui Fintech ini memiliki orientasi pada sosial bisnis, pemerataan ekonomi dan tidak melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian karakteristik selanjutnya yaitu Convenience: ketika 2 fitur tersebut dapat dioptimalkan oleh masyarakat maka setiap individu akan mampu bersaing dengan bijak tanpa mengkhawatirkan risiko besar yang terjadi, karena sudah memiliki dasar modal yang utama dalam melakukan bisnis. Selanjutnya yang terakhir adalah Secure and Reliable: legalitas, perizinan sudah diperoleh serta faktor ekonomi sudah dimiliki maka dapat menciptakan produk bisnis yang kompetitif dan dikomersilkan untuk memperoleh keuntungan yang optimal.
Berkaitan dengan era digitalisasi saat ini dan menggunakan teknologi yang tinggi, maka program ini memiliki fokus kepada inovasi dan kreativitas sumber daya manusia dalam mengelola setiap potensi ekonomi yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing. Karena program ini juga mengacu pada ekonomi kreatif maka akan mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan eksploitasi terhadap sumber daya alam. Peningkatan kualitas melalui pelatihan, pembinaan, dan sosialisasi terhadap penggunaan teknologi yang baik dan benar, serta pengelolaan keuangan yang bijak dapat mempermudah dalam peningkatan potensi dari masyarakat itu sendiri.
Akses permodalan dan keuangan non-tunai yang dipermudah tentu meminimalisir proses administrasi dan diyakini dapat menjadi pendukung besar untuk para pelaku usaha ketika kemauan untuk mempelajari teknologi maupun pengelolaan keuangan lebih ditingkatkan. Di jangka pendek dapat menumbuhkan kerjasama antara pelaku usaha dengan investor. Jangka menengah dapat mengoptimalkan bonus demografi agar memberikan potensi yang besar melalui pelatihan, pendidikan, dan pembinaan penguasaan teknologi dan pengelolaan keuangan serta dapat menerapkannya. Di jangka panjang memiliki tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta dapat menumbuhkan kualitas dan kuantitas UMKM yang dapat bersaing secara global.
Oleh: Dzikir Abdul Aziz
Creative Team Molfane.co