Bumi Memanas Bisa Jadi Tak Layak Huni Dalam Waktu Dekat

Bumi kian memanas karena meningkatnya kadar polusi di udara hasil aktivitas manusia. Akibatnya, berbagai bencana, seperti banjir bandang, gelombang panas, dan gagal panen, akan menjadi lebih sering dan lebih parah sehingga bumi bisa menjadi tidak layak huni dalam waktu dekat. Kita semua bisa ambil andil untuk mencegah skenario buruk ini.

Aktivitas manusia menghasilkan polusi bernama emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyerap panas matahari sehingga suhu rata-rata dunia meningkat. Sejauh ini, peningkatannya sudah mencapai 1.1 C sejak 1800-an.

Kondisi ini telah berdampak buruk bagi manusia di seluruh dunia. World Meteorological Organization melaporkan bahwa kejadian bencana cuaca, iklim, dan air, seperti suhu ekstrem, banjir, dan kekeringan, meningkat lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir karena pemanasan global. Saat ini, 8,7 juta orang terpaksa mengungsi akibat bencana. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 216 juta orang akibat memburuknya perubahan iklim.

Tanpa aksi ambisius, bencana akan menjadi lebih sering, luas, dan intens sehingga bumi berpotensi menjadi tidak layak huni. Sebagian wilayah di dunia akan menjadi terlalu panas untuk ditinggali atau tenggelam oleh air laut akibat mencairnya es di kutub. Kelangkaan air dan makanan juga berpotensi besar untuk terjadi.

Semua pihak perlu ambil andil dalam menekan pelepasan emisi GRK untuk mengendalikan kenaikan suhu bumi. Individu bisa mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan seperti menggunakan transportasi publik dan menghemat penggunaan listrik. Pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan yang bisa mendorong semua industri untuk mengurangi jejak emisinya, termasuk dengan beralih kepada energi terbarukan. Sektor swasta bisa berinvestasi pada energi terbarukan dan mengadopsi metode bisnis yang ramah lingkungan.