Komitmen Dunia Mencegah Pemanasan Global

Pada tahun 2015, dunia sepakat untuk mengerahkan upaya agar suhu rata-rata bumi tidak naik lebih dari 1,5 °C. Target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa pemanasan bumi sampai 2 °C bisa menyebabkan malapetaka permanen sehingga target pengendalian suhu bumi harus berada jauh di bawah angka tersebut.

Dalam Perjanjian Paris, hampir seluruh negara di dunia, mengakui bahwa kenaikan suhu bumi harus berada jauh di bawah angka 2 °C untuk menghindari malapetaka yang luas dan permanen dan berkomitmen untuk mengendalikan pemanasan bumi agar tidak melebihi 1,5 °C.

Perjanjian Paris yang sejauh ini ditandatangani oleh 195 negara juga mewajibkan negara-negara tersebut untuk mendeklarasikan Nationally Determined Contribution (NDC), yakni target dan rencana tiap negara dalam mengurangi polusi penyebab pemanasan global bernama emisi gas rumah kaca.

Indonesia sendiri berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK-nya sebesar 31,89% dengan usaha sendiri hingga 43,2% dengan bantuan internasional.

Target dalam Perjanjian Paris begitu penting karena ekosistem bumi sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang kecil sekalipun. Kenaikan suhu sebesar 1.5 °C akan berdampak jauh berbeda dengan 2 °C–yang mana akan melipatgandakan konsekuensi krisis iklim.

Contohnya, jika suhu bumi naik 1.5 °C, 350 juta orang diperkirakan akan mengalami kesulitan air pada tahun 2100. Jika suhu bumi naik 0.5 °C lagi maka angka tersebut akan meningkat sebanyak 60 juta jiwa.

Sayangnya, saat ini, dunia belum berhasil memenuhi target tersebut. PBB memperkirakan bahwa upaya yang ada tetap akan berujung pada kenaikan suhu bumi sebesar 2.8 °C pada akhir abad ini.